Kufur Nikmat



[postlink]http://gillaullikcreation.blogspot.com/2010/03/kufur-nikmat.html[/postlink]
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nahl: 18).
Betapa banyak karunia Allah yang telah dilipahkan kepada hamba-hambanya yang beriman. Cobalah kita renungkan. Air yang diberikan kepada kita sangat besar manfaatnya sehingga kita bisa mandi mebersihkan badan. Allah telah memberikan mata sehingga kita bisa meyaksikan gemerlapnya dunia. Pemandangan alam, gunung-gunung, perbukitan, birunya langit. Semuanya, banyak sekali. Lihat pula keindahan pantai, terlihat sangat bagusnya. Kemudian telinga yang Allah beruniakan sehingga kita bisa mendengar, bisa saling berkomunikasi, saling bersenda gurau. Coba pula kita renungkan, seandainya tidak ada oksigen, dalam tiga menit saja kita akan mati lemas. Begitu banyak karunia Allah. Kita tidak akan pernah merincinya. Sangat banyak sekali. Semua pemberian itu merupakan anugrah yang amat besar. Sepantasnyalah kita bersyukur kepadaNya.
“Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (Ibraahiim:7)
Demikianlah Allah memberikan peringatan, agar kita banyak bersyukur atas nikmat-nikat Allah yang telah dilimpahkannya. Celakalah bagi orang yang mengingkarinya. Kita harus waspada dengan ancaman Allah yang akan memberikan siksa jika hambanya tidak mau bersyukur.
Jika kita renungkan lebih jauh, ternyata Allah juga sangat besar kasih-sayangnya, sangat luas karunianya, sehingga disetiap niat kebaikan yang kita rencanakan maka Allah akan segera menghitungnya dengan amal kebaikan dan segera melipat gandakannya dengan berlipat-lipat. Perhatikanlah hadis berikut:
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Barang siapa berniat melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan kejahatan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan saja.(HR. Bukhori-Muslim)
Lihatlah hadis itu. Orang yang berniat melakukan kebaikan maka Allah segera memerintahkan kepada malaikat untuk segera mencatatnya sebagai amal kebaikan, walaupun amal kebaikan itu belum diaksanakan, belum dikerjakan. Subhanallah. Baru niat saja Allah menghargainya sebagai amal kebaikan penuh. Ini adalah karunia Allah yang sangat besar.
Kemudian bagaimana kalau niat itu telah terwujudkan sebagai amalan kebiakan? Apa yang terjadi? Allah akan segera memerintahkan malaikatnNya untuk segera menuliskannya sebagai sepuluh kebaikan, bahkan sampai 700 kebaikan. Ini adalah keuntungan yang luar biasa. Sepantasnyalah kitas bersyukur atas kasih sayang Allah ini.
Coba perhatikan lagi. Jika seoarang hamba berniat melakukan kejahatan dan kejahatan itu tidak jadi dilakukannya, maka Allah pun menghitungnya sebagai satu kebaikan penuh. Ini juga merupakan keuntungan tersendiri. Kalaupun amal kejahatan itu dilaksanakannya, Allah hanya menghitungnya sebagai satu kejahatan saja.
Perhatikan amal kebaikan dibalas 10 kali lipat bahkan sampai 700 kali lipat, sedangkan kejahatan hanya dicatat satu kali saja. Akan tetapi kebanyakan manusia setelah diperhiungkan amalanya nanti di yaumil hisab. Apa yang terjadi? Ternyata lebih lebih berat kepada amal kejahantanya. Hal ini disebabkan karena manusia kebanyakan tidak bersyukur atas karunia Allah.
Ingatlah perjanjian Iblis yang akan menggoda seluruh manusia agar selalu ingkar atas nikmat Allah. Iblis ternyata hebat sekali. Dia ternyata mengetahu bahwa betapa tingginya kedudukan syukur di sisi Allah, sehingga iblis pun segra membuat tipu daya, membuat perangkap untuk menggelicirkan manusia agar kufur nikmat:“Kemudian aku (iblis) akan mendatangi mereka (manusia) dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur” (Al-A”raaf:17)
Waspadalah karena kufur nikmat akan mengantarkan kedalam azab yang pedih, yaitu neraka. Oleh karena itu kita diajarkan untuk memperbayak doa, agar dijadikan sebagai hamba yang banyak beyukur:
Ya Allah jadikanllah kami sebagai hambaMu yang banyak bersyukur atas segala akrunia yang telahEngkau limpahkan kepadaku.
Wallahu alam Bishshowwab.