Ragam Cara Menjadi Orangtua Bagi Remaja
[postlink]http://gillaullikcreation.blogspot.com/2010/03/ragam-cara-menjadi-orangtua-bagi-remaja.html[/postlink]Sikap terlalu mengatur, membatasi dan melarang, justru bisa menghambat perkembangan kemandirian remaja serta menjadikannya kecewa dan frustrasi. Jadi, Anda perlu mengubah peran orang tua, yang semula sebagai pelindung, penjaga, penolong, menjadi sebagai teman dan pemberi dorongan. Sudah waktunya Anda mengurangi batasan-batasan dan aturan yang sudah tidak sesuai dengan usia dan kebutuhan remaja Anda, seperti: jam tidur, jam belajar, tidak boleh berteman atau pergi dengan si A, harus pakai baju ini, jangan yang itu, dan sebagainya. Apalagi jika sampai menelepon teman-temannya untuk menanyakan pergi ke mana dan apa yang dilakukan. Hal ini akan menjadikan mereka malu dan merasa tidak dipercaya.
Sebaiknya, beri ia kebebasan memilih sekolah dan jurusan yang diinginkan sesuai minatnya, memilih kegiatan pengisi waktu luang, mengatur pembagian waktu antara waktu belajar dan waktu untuk melakukan hobinya. Berikan juga kesempatan untuk memutuskan sendiri dengan siapa ia ingin berteman, jam berapa harus sudah berada di rumah kembali setelah pergi bersama teman. Biarkan remaja Anda bertanggungjawab atas segala tindakannya dan berusaha mengatasi sendiri berbagai masalahnya. Orang tua hanya bertindak sebagai pengamat, yang memberikan bantuan hanya jika diminta atau apabila tindakan-tindakan yang dilakukan oleh anak Anda bisa membahayakan dirinya maupun orang lain.
Tentunya, Anda tetap perlu mengimbangi kebebasan yang diberikan dengan pengawasan yang tepat. Jadi, berikan batasan dan ingatkan tentang norma-norma dan aturan misalnya: jangan pergi berdua saja dengan teman lawan jenis, jangan pulang terlalu malam, harus berpakaian yang sopan, dan sebagainya. Namun, tetaplah bersikap terbuka dalam mendengarkan argumentasi darinya. Ciptakan dan peliharalah terus komunikasi dua arah agar orangtua dapat mengetahui pandangan-pandangan, perasaan dan pemikiran anak, dan sebaliknya anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh orangtuanya. posisikan diri anda sebagai teman agar Anda dan remaja Anda bebas berdiskusi tentang batasan-batasan yang bisa disepakati bersama.
Sebaiknya, beri ia kebebasan memilih sekolah dan jurusan yang diinginkan sesuai minatnya, memilih kegiatan pengisi waktu luang, mengatur pembagian waktu antara waktu belajar dan waktu untuk melakukan hobinya. Berikan juga kesempatan untuk memutuskan sendiri dengan siapa ia ingin berteman, jam berapa harus sudah berada di rumah kembali setelah pergi bersama teman. Biarkan remaja Anda bertanggungjawab atas segala tindakannya dan berusaha mengatasi sendiri berbagai masalahnya. Orang tua hanya bertindak sebagai pengamat, yang memberikan bantuan hanya jika diminta atau apabila tindakan-tindakan yang dilakukan oleh anak Anda bisa membahayakan dirinya maupun orang lain.
Tentunya, Anda tetap perlu mengimbangi kebebasan yang diberikan dengan pengawasan yang tepat. Jadi, berikan batasan dan ingatkan tentang norma-norma dan aturan misalnya: jangan pergi berdua saja dengan teman lawan jenis, jangan pulang terlalu malam, harus berpakaian yang sopan, dan sebagainya. Namun, tetaplah bersikap terbuka dalam mendengarkan argumentasi darinya. Ciptakan dan peliharalah terus komunikasi dua arah agar orangtua dapat mengetahui pandangan-pandangan, perasaan dan pemikiran anak, dan sebaliknya anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh orangtuanya. posisikan diri anda sebagai teman agar Anda dan remaja Anda bebas berdiskusi tentang batasan-batasan yang bisa disepakati bersama.