Ketika Al Quran Mengutuk Para Pembacanya



[postlink]http://gillaullikcreation.blogspot.com/2010/02/ketika-al-quran-mengutuk-para.html[/postlink]Dalam sebuah kesempatan Khalid berkata pada Rasulullah:
"Berapa banyak orang yang shalat dan berucap dengan lisannya (syahadat) ternyata bertentangan dengan isi hatinya?"

Nabi Menjawabnya :
"Aku tidak disuruh untuk meneliti isi hati manusia dan membelah dada mereka."
Kemudian Nabi melihat kepada seseorang sambil berkata :
"Sesungguhnya akan keluar dari orang ini satu kaum yang membaca Al Qur'an yang tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka lepas dari agama seperti lepasnya anak panah dari buruannya." (HR. Bukhari Muslim ).

Di beberapa riwayat, orang yang dimaksud oleh Nabi ini adalah Dzul Khuwaishirah At Tamimi. Di kemudian hari, orang-orang seperti At-Tamimi adalah mereka yang berada dalam barisan kelompok Khawarij yang menentang Ali dan Muawiyah serta memveto kafir kedua sahabat nabi tersebut. Umumnya, mereka merasa puas dengan pendapatnya sendiri tanpa didasari ilmu yang memadai, sebab kalau saja dia berilmu, tentu ia akan tahu bahwa tidak ada pendapat yang lebih tinggi dari pendapat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Orang-orang seperti At-Tamimi ini, dilukiskan alquran seperti "Keledai" yang memanggul kitab (buku) yang berisi ilmu pengetahuan... ia hanya memanggul (membawanya) tanpa mengerti sedikitpun muatan-muatan yang terdapat dalam kitab tersebut.

"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang dzalim." QS. Al-Jum'ah: 5.

Ayat ini tidak hanya berbicara tentang yahudi. Tapi umat manusia secara keseluruhan, termasuk umat muslim yang pada mereka al-quran yang suci itu diturunkan. Berikut ini saya ringkas secara bebas apa-apa yang disampaikan Jalaludin Rumi dalam "Sign of The Unseen"

Beliau, (Rumi) seringkali menyampaikan untaian-untaian nasehatnya dalam bentuk puisi maupun prosa dan dengan menggunakan bahasa-bahasa cinta yang indah, (Sebuah kemampuan seorang ulama yang sulit untuk dicari tandingannya).. Dalam ungkapan yang termuat dalam "Sign of The Unseen" itu, dapat disimpulkan bahwa; Sewaktu zaman Nabi Muhammad saw , sahabat yang hapal setengah Juz atau satu juz Al-Qur’an, dianggap luar biasa dan menjadi sasaran kekaguman. Hal ini karena mereka menelan satu Juz Al-Quran tersebut, mereka berjalan dan bertingkah laku seperti satu jus Al-Quran yang mereka hapal. Sekarang siapapun yang mampu menelan satu atau dua potong roti dapat dikatakan luar biasa, tetapi seseorang yang sekedar memasukkan roti kedalam mulutnya, lalu menyemburkannya tanpa mengunyah, tentunya dia akan mampu menelan ribuan ton roti .

Begitu juga dengan al-quran yang ia baca. Ia tidak mengerti kedalaman maknanya, pesan-pesannya, dan hakikat yang tersembunyi di setiap baris katanya Hal ini sesuai dengan ungkapan yang berbunyi,
”Banyak pembaca Al-Quran, namun dikutuk Al-Quran." (Rubba qori'in wal qur'an yal'anuhu")

Orang seperti ini adalah orang yang tidak sadar makna sejati Al-Quran". Ia membaca Al-Quran dengan bacaan yang benar. Membaca bentuk Al-Quran sesuai dengan kaidah yang benar, tetapi dia tak mendapatkan penunjuk Allah akan makna serta hakikatnya, Dia membaca tanpa pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan, bahwa ketika ia sampai pada makna, dia menolaknya, maka... menurut Rumi dia adalah orang yang "buta" .

Gudang harta karun Tuhan sangat luas dan tak terbatas, begitu banyak pembaca Al-Quran tetapi tak memahami sisi terdalam dari Al-Quran itu sendiri. “Tuhan telah berfirman dalam Al-Quran, katakan bila lautan adalah tinta untuk menulis kata-kata Tuhan, sesungguhnya laut tak akan cukup untuk menulis kata-kata Tuhan”.

Sekarang, dengan beberapa botol tinta, seseorang mampu menuliskan seluruh isi Al-Quran. Padahal Al-Quran hanyalah sekadar perlambang dari pengetahuan Tuhan yang tersembunyi dalam maknanya yang luas dan bukan seluruh pengetahuanNya...

Menutup ulasan singkat ini, saya teringat sebuah doa yang diajarkan seorang sahabat pada saya yang bodoh ini agar diberikan kemudahan dalam mempelajari ilmu-ilmu Allah...

"Laa ilaha illallah Muhammad rasulullah fii kulli lamhatin wa nafasin bi 'adadi kulli ma'lumin laka"