Sejarah Gitar ( Bagian 1 )



[postlink]http://gillaullikcreation.blogspot.com/2010/02/sejarah-gitar-bagian-1.html[/postlink]Sejarah Jaman Kuno

Pada jaman kuno, bentuk instrumen gitar belum sempurna seperti sekarang ini. Namun dari bukti peninggalan tersebut dapat dibuktikan bahwa bentuk yang menyerupai instrumen berdawai telah ada walaupun dengan jumlah senar belum dapat diketahui. Sangat disayangkan karena ada bagian dari lempengan prasasti tidak dapat dibersihkan sehingga sangat sulit untuk dapat diketahui. Tetapi dari prasati yang lain, telah ditunjukkan sedikitnya ada instrumen gitar dua senar seperti yang tercatat pada prasasti di Assyria, Susa (kota kuno di bagian utara teluk Persia; ibukota kerajaan Persia), dan di Luristan.

Di Mesir, satu-satunya instrumen dawai petik adalah harpa. Bahkan, instrumen harpa telah ada pada dinasti ke-4 (kira-kira 2500 sebelum masehi) yang terlihat pada prasasti yang tergambar antara lain pada makam Imai, seorang imam dari kuil Ptah di memphis. Dari monumen-monumen tersebut dapat diketahui bahwa instrumen utama bangsa Mesir adalah harpa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tebuni, dengan jumlah senar yang banyak sekali.

Selain harpa, juga tercatat dua instrumen dawai lainnya, yaitu: Lyra sebuah alat musik yang mengambil peranan besar dalam seni musik Yunani, dan sebuah Lute dengan lima senar. Kemudian secara lambat laun, neck instrumen dawai dari mesir di bentuk dengan fret serta ruang gema atau lubang resonator. Hingga pada akhirnya, sebagian dari bentuk dan karakteristik akan menjadi instrumen dawai pada masa selanjutnya dan akan menjadi pendahulu yang tidak hanya pada instrumen gitar tetapi pada semua instrumen berdawai yang dipetik. Perkembangannya yang lebih menonjol akan menjadi lebih serupa dengan instrumen gitar.

Alat musik Lute ini dikembangkan dari alat musik Arab yang bernama Ouddan memiliki antara 12 sampai 24 senar dimana alat musik ini dimainkan dengan memetik sepasang senar untuk 1 nada (seperti memainkan gitar 12 senar). Senarnya dibuat dari catgut (sheep intestine) dan fretnya dibuat dari catgut yang diikat di seputar fingerboard/neck dengan beberapa fret dari kayu atau gading yang dilekatkan pada ujung atas soundboardnya. Fret dan soundboard memiliki ketinggian yang sama, berbeda dengan fret gitar jaman modern yang pada umumya lebih tinggi dari soundboardnya dan banyak inlay nya yang merupakan ornamen-ornamen. Bentuk instrumen ini menyerupai buah pir dan dibulatkan belakangnya seperti setengah bentuk buah melon. Bridge nya tidak memiliki saddle dan tuning headnya mirip dengan biola.

Instrumen dawai dari bangsa Roma (periode 30 sebelum Masehi sampai 400 Masehi) dibuat seluruhnya dari kayu. Kulit pada lubang suara digantikan dengan kayu yang terdapat lima lubang suara (resonator) kecil yang terlihat. Bentuknya tetap ada sampai abad ke-16. Instrumen dari bangsa Roma merupakan adopsi dari bangsa Yunani. Instrumen berdawai sering disebut Kythara yang terdiri dari 6 dawai atau lebih. Jika berdawai 6, penalaannya adalah anhemitonis (tanpa jarak nada setengah; seperti deretan: c-d-f-g-a-c) dan termasuk keluarga lyra namun bentuknya lebih besar. Instrumen ini juga ditemukan di pusara Coptic di Mesir.

Pada garis sepanjang tepi instrumen terbentuk semakin jelas dan tampak nyata menjadi bentuk dasar gitar. Pada bagian belakang sepenuhnya berganti menjadi datar dari bentuk cembung pada soundbourd-nya. Kedua permukaan depan dan belakang instrumen dihubungkan satu sama lain dengan sepotong kayu yang membentuk sisi dari Soundboard. Bentuk instrumen dawai ini menjadi bentuk instrumen gitar pada masa kini.

Sejarah Eropa Pertengahan

Pertama kali diketahui instrumen dawai Eropa memiliki keaslian dari abad ke-3 Masehi. Penelitian instrumen pada abad ke-3 menunjukkan bahwa instrumen dawai memiliki bentuk dari lubang resonator pada bagian badan gitar tersambung melebar dengan neck. Instrumen dawai jenis ini tetap digunakan hingga beberapa tahun. Ada uraian juga dari instrumen dawai ini tercatat pada dinasti Carolingian yang mana bisa terdapat dari Perancis atau Jerman. Instrumen Carolingian berbentuk segi-empat, kurang lebih sama lebar pada neck-nya. Pada ujung atas terlihat bulat melebar dengan pemancang untuk pemasangan dawai-dawai.

Dalam beberapa ilustrasi, pemancang dawai-dawai ini tampak terlihat seperti empat dan pada instrumen lain ada yang lima. Dawai-dawai ini dapat disamakan jumlahnya dan dipetik secara dua cara, baik dengan plectrum maupun dengan jari-jari. Instrumen Carolingian tetap ada bentuknya hingga abad ke-14.

Pada waktu yang sama, instrumen yang lain mulai ada bersamaan dengan jenis instrumen Carolingian. Perbedaannya hanya terletak pada bagian soundboard, serta sisinya lurus menunduk sedikit bengkok. Contoh instrumen ini dapat dijumpai di sejumlah katedral di Inggris. Gambaran dari bentuk instrumen gitar juga telah ditemukan di katedral Perancis dan katedral Spanyol lebih dahulu pada abad ke-14.

Gitar Latin dan Gitar Morisca

Ada suatu perbedaan antara gitar latin dan gitar morisca yang telah dibawakan oleh Moors dan Hence. Soundboard-nya berbentuk oval dan mempunyai banyak lubang bunyi pada papan lubangnya. Tampak bagus dipengaruhi ciri-ciri utama dari bentuk model pembuatan instrumen dari Eropa barat. Mungkin sama dengan instrumen gitar Spanyol dari pengembangan di Eropa. Tentunya hanya dari pengaruh Arab di Spanyol disiapkan untuk kehadiran dari instrumen gitar yang sekarang. Bagaimanapun instrumen gitar latin sudah mempunyai badan instrumen yang bengkok yang telah dibuat di Spanyol dari bentuk beberapa negara Eropa yang lain. Dan adalah jenis seperti ini yang telah dikembangkan menjadi instrumen gitar modern.

Ketenaran yang dicapai oleh instrumen gitar dapat dilambangkan sebagai pengembara dari Troubadours. Instrumen gitar telah sampai di Spanyol dari Provence melalui Catalonia. Suatu waktu instrumen gitar telah diseberangkan ke Spanyol oleh pengembara Troubadours. Para Troubadours dari Eropa abad pertengahan melakukan perjalanan dan konser untuk memperkaya bakat musikal secara luas dan telah memberi pengaruh besar pada penyebaran instrumen gitar di seluruh benua.