Mengenal Kopi Lebih Dekat



[postlink]http://gillaullikcreation.blogspot.com/2010/02/mengenal-kopi-lebih-dekat.html[/postlink]
Kenapa anda ke Starbucks? Karena kopinya enak? Bagaimana kalau anda bisa membuat kopi yang (jauh) lebih enak di rumah, atau di kantor? Semua bahan2nya tersedia. Indonesia ini salah satu penghasil kopi terbaik di dunia kok. Yang anda perlukan hanya sedikit tambahan pengetahuan tentang kopi dan alat yang tepat.
Bagi sebagian orang, minum kopi setiap hari merupakan satu keharusan. Di samping rasanya enak, kopi juga punya banyak manfaat (ada beberapa salah pengertian tentang efek negatif kopi yang dijelaskan di sini). Lalu mengapa kopi yang dijual di kebanyakan coffee shop lebih “enak” rasanya dari kopi yang kita buat sendiri di rumah? Ada beberapa faktor, antara lain:

1/ Arabica vs Robusta

Kebanyakan kopi yang kita minum adalah kopi Robusta (kalaupun di-blend, persentase kopi Robustanya biasanya lebih banyak), yang kualitasnya di bawah kopi Arabica. Kenyataannya kopi2 Arabica terbaik dari Indonesia lebih banyak diekspor daripada beredar di pasaran dalam negeri -satu hal yang secara bisnis dapat dimaklumi- di sisi lain menyebabkan rata2 orang Indonesia tidak bisa menikmati hasil terbaik dari negerinya sendiri. Tapi kalau kita mau cari, di supermarket2 biasanya ada kok. Cuma harganya sedikit lebih mahal dibandingkan kopi Robusta/blend.
Tabel perbandingan kopi Arabica vs Robusta bisa dilihat 
di sini. Kalau masih ada yang kurang yakin mengenai perbedaan kualitas dan rasa kopi Arabica vs Robusta, bisa dibaca di bagian “Tentang Espresso”.

2/ Kopi Biji dan Kesegaran Kopi

Mungkin belum banyak yang tahu (atau belum yakin?) bahwa kesegaran kopi sangat sangat berpengaruh pada kualitas minuman kopi yang dihasilkan. Biji kopi akan menurun kualitasnya secara drastis sekitar 10 hari setelah digoreng/digongseng, juga akan kehilangan sebagian besar elemen rasa dan aromanya hanya beberapa detik setelah digiling. Itu sebabnya semua coffee shopmenggiling kopinya hanya sesaat sebelum diekstraksi. Kalau kita biasa membuat kopi dari kopi bubuk, coba bayangkan sudah berapa umur kopi itu sejak digiling? Coba perhatikan siapa tau sudah ada jenggot yang tumbuh di dagunya. Hehehe..
Jadi ada 2 masalah yang harus dipecahkan di sini:
a/ 
Di mana kita bisa mendapatkan kopi yang benar2 fresh (kurang dari 10 hari setelah digongseng)?Coffee roaster memang masih jarang di Indonesia, tapi saya yakin paling tidak ada 1coffee roaster di kota2 besar di Indonesia. Kalau tidak, dari mana coffee shopmendapatkan fresh coffee-nya? Tugas anda adalah menemukan mereka 
b/ 
Sebaiknya kita menggiling kopi kita sendiri, dan mengekstraksi kopi secepatnya setelah digiling.
Maka kita membutuhkan mesin penggiling kopi (selanjutnya disebut grinder). Yang membawa kita ke faktor berikutnya..

3/ Grinder

Tentu saja kita tidak perlu memiliki grinder seukuran yang biasanya dipakai di coffee shop, tapi kualitas grinder juga sangat sangat penting. Grinder yang baik akan menghasilkan bubuk kopi yang ukurannya konsisten/seragam, sedangkan yang kurang baik akan menghasilkan bubuk kopi dengan ukuran butiran tidak sama. Ketidakseragaman ukuran butiran akan menyebabkan butiran yang berukuran lebih kecil akan terekstraksi secara berlebihan sedangkan yang berukuran lebih besar kurang terekstraksi. Bingung? Coba bayangkan tablet effervescent (Redoxon dan teman2nya -maaf menyebut merk). Bagi menjadi 2 bagian yg berukuran tidak sama, kemudian masukkan ke dalam segelas air. Yang berukuran lebih kecil larut lebih dulu kan? Juga bila anda menggunakan press pot, butiran2 yang sangat kecil akan lewat dari saringan. Secara keseluruhan, minuman kopi yang dihasilkan menjadi kurang maksimal.
Secara umum ada 2 macam grinder:
a/ 
Blade Grinder (menggunakan semacam pisau untuk menggiling, hampir sepertiblender)
Sangat tidak disarankan untuk menggiling kopi karena tidak bisa menghasilkan ukuran butiran yang seragam.
b/ 
Burr Grinder (menggunakan gigi2 seperti bor untuk menggiling). Ada 2 macam:
Conical Burr Grinder: grinder terbaik di pasaran.
Flat Burr Grinder: kualitasnya sedikit di bawah conical burr, namun dijual dengan harga lebih terjangkau.
Ada beberapa burr grinder untuk 
home-use (seperti Bodum Antigua, atau Solis Maestro Plus) yang berkualitas baik.

4/ Tentang Espresso

Satu lagi hal penting yang sering kita lupakan dalam membuat kopi adalah suhu yang tepat. Dalam biji kopi yang telah digongseng sudah terdapat gula yang terkaramelisasi. Jadi bila anda mengekstraksi kopi dengan suhu yang benar2 tepat, anda tidak akan perlu menambahkan gula untuk mendapatkan rasa manis. Suhu terlalu tinggi akan membakar kopi (+gulanya) sehingga rasanya menjadi lebih pahit, sedangkan suhu terlalu rendah akan meningkatkan kadar keasamannya. Kalau ada yang pernah coba minum kopi+air dingin kemudian sakit perut, itu karena tingkat keasamannya terlalu tinggi. Ruwetnya lagi, kopi dari tiap daerah mempunyai suhu optimal yang berbeda. Tapi jangan khawatir. Ada satu cara untuk mengeliminasi masalah ini: mesin espresso.
Mesin espresso bisa menyediakan suhu yang tepat dan stabil sepanjang proses ekstraksi kopi. Itulah sebabnya saya berpendapat bahwa espresso yang sempurna adalah bentuk sempurna dari minuman kopi (meskipun saya bukan peminum espresso sejati. Saya selalu mencampurkan susu ke dalam espresso saya
).


Keunggulan espresso:


a/ Selain memaparkan air kepada butiran kopi dengan suhu yang tepat dan stabil, mesin espresso juga menekan butiran2 kopi dengan tekanan tinggi (9-10 bar). Masing2 butiran kopi diekstraksi secara maksimal sehingga karakter rasa dan aromanya benar2 berpindah hampir seluruhnya ke cangkir anda. Coba saja ekstraksi kopi Robusta dengan mesin espresso, anda akan tahu mengapa harganya lebih murah dari kopi Arabica yang berasal dari daerah yang sama 


b/ Karena suhunya tepat, espresso bisa langsung diminum begitu disajikan; atau lebih tepatnya harus langsung diminum begitu disajikan. Karena suhu penyajiannya lebih rendah dari air mendidih, espresso cepat sekali menjadi dingin. Kopi lebih enak diminum hangat kan?


Bila anda suka menambahkan susu ke dalam kopi anda seperti saya, susu hangat dengan suhu kurang lebih sama dengan espresso yang baru disajikan akan bercampur dengan sendirinya tanpa perlu diaduk. Ini menyebabkan para ahli espresso bisa membuat berbagai macam “gambar” di permukaan kopi hanya dengan “mengakali” cara menuangkan susu ke atas kopinya, atau biasa disebutlatte art. Di bawah ini ada beberapa contoh latte art. Kalau anda bisa membuat kopi anda terlihat secantik rasanya, tidak ada salahnya kan?
Pada artikel2 mendatang saya juga akan membahas mengenai teknik2 latte art. Tidak butuh waktu terlalu lama kok untuk belajar.
[foto contoh latte art]
Kesimpulannya, ada 3 hal utama yang menyebabkan minuman kopi yang kita buat di rumah mungkin tidak seenak yang kita beli dari coffee shoppilihan kopi,kesegarannya, dan ketepatan suhu ekstraksinya. Bila bisa mengatasi 3 hal tersebut, seharusnya kopi kita akan jadi lebih baik. Tapi saya juga sadar bahwa rasa adalah masalah selera.